Rabu, 23 Desember 2020

Materi Khutbah Jumat : Mengokohkan Keimanan dan Sabar Menjalani Ujian Allah



link video :

Seberapa Sabarkah Kita Menerima Ujian Allah?

Khutbah Pertama 

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا, وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ, 

أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, 

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ, وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن 

فَيَا عِبَادَ اللَّهِ , أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ 

وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: 

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ 

يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 

Hadirin jamaah Jum’at yang dirahmati oleh Allah!

Pada hari yang penuh berkah ini, khatib mengajak mari kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah agar Allah selamatkan kita di dunia dan akhirat. Selanjutnya berkaitan dengan tema khutbah hari ini mari kita perhatikan firman Allah dalam surat Al-‘Ankabut ayat 2 dan 3:

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ ٢ 

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ ٣ 

Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Ayat tersebut memberikan penjelasan kepada kita bahwa salah satu konsekuensi dari pernyataan iman kita, adalah adanya ujian yang akan diberikan Allah Subhannahu wa Ta'ala kepada kita, untuk membuktikan sejauh mana kesungguhan kita dalam menyatakan iman. Apakah iman kita itu betul-betul bersumber dari keyakinan dan kemantapan hati atau sekedar ucapan di lisan yang kosong tanpa makna.

Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia!

Kita perlu ketahui bahwa begitu besar balasan untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan menghiasi imannya dengan Amal sholeh. Yaitu puncak kenikmatan yang dijanjikan Allah Subhannahu wa Ta'ala berupa surga Firdaus:

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ كَانَتۡ لَهُمۡ جَنَّٰتُ ٱلۡفِرۡدَوۡسِ نُزُلًا ١٠٧ 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka adalah Surga Firdaus menjadi tempat tinggal. (Al-Kahfi 107).

Bila kita sudah menyatakan iman dan kita mengharapkan manisnya buah keimanan kita, maka marilah kita bersiap-siap untuk menghadapi ujian berat yang akan Allah berikan kepada kita. Dan ketika ujian itu datang maka kita harus bisa bersabar menghadapinya. Allah ta’ala memang menjanjikan surga yang penuh kenikmatan, namun untuk memperolehnya perlu perjuangan dan melewati berbagai ujian keimanan. Saudaraku yang dirahmati Allah,di dalam Al Quran Allah ta’ala menyindir seseorang yang ingin mendapat kenikmatan surga namun enggan melewati ujian yang berat, sebagaimana telah dirasakan oleh orang-orang terdahulu.

أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ 

Apakah kalian mengira akan masuk Surga sedangkan belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa malapetaka dan keseng-saraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersama-nya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguh-nya pertolongan Allah itu amat dekat”. (Al-Baqarah 214).

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam mengisahkan betapa beratnya perjuangan orang-orang dulu dalam mempertahankan iman mereka, sebagaimana dituturkan kepada shahabat Khabbab Ibnul Arats Radhiallaahu ‘anhu.


لَقَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ لَيُمْشَطُ بِمِشَاطِ الْحَدِيْدِ مَا دُوْنَ عِظَامِهِ مِنْ لَحْمٍ أَوْ عَصَبٍ مَا يَصْرِفُهُ ذَلِكَ عَنْ دِيْنِهِ وَيُوْضَعُ الْمِنْشَارُ عَلَى مِفْرَقِ رَأْسِهِ فَيَشُقُّ بِاثْنَيْنِ مَا يَصْرِفُهُ ذَلِكَ عَنْ دِيْنِهِ. (رواه البخاري). 

Sungguh telah terjadi kepada orang-orang sebelum kalian, ada yang di sisir dengan sisir besi (sehingga) terkelupas daging dari tulang-tulangnya, akan tetapi itu tidak memalingkannya dari agamanya, dan ada pula yang diletakkan di atas kepalanya gergaji sampai terbelah dua, namun itu tidak memalingkannya dari agamanya... (HR. Al-Bukhari)


Rasanya iman kita ini belum seberapanya bahkan tidak ada artinya bila dibandingkan dengan ketegaran mereka dalam mempertahankan iman saat menghadapi ujian yang berat. Lantas tidakkah kita merasa malu meminta balasan yang besar dari Allah sementara pengorbanan kita sedikit pun belum ada.

Mari kita renungkan, apa yang telah kita lakukan untuk membuktikan keimanan kita? Cobaan apa yang telah kita alami dalam mempertahankan iman kita? Apa yang telah kita korbankan untuk memperjuangkan aqidah dan iman kita? Lihatlah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam, para sahabat dan orang-orang terdahulu dalam memperjuangkan dan mempertahankan iman mereka. Mereka rela mengorbankan segalanya, harta, benda, tenaga, pikiran bahkan nyawapun mereka korbankan untuk itu.

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah!

Ujian yang diberikan oleh Allah kepada manusia berbeda-beda dan bermacam-macam bentuknya, setidaknya ada empat contoh ujian yang amat berat yang telah dialami oleh para pendahulu kita.


Yang pertama, ujian yang berbentuk perintah untuk dilaksanakan,
seperti perintah Allah kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam untuk menyembelih putranya yang sangat ia cintai, yaitu Ismail. Ini adalah satu perintah yang betul-betul berat dan mungkin tidak masuk akal, bagaimana seorang ayah harus menyembelih anaknya yang sangat dicintai, padahal anaknya itu tidak melakukan kesalahan apapun. Sungguh ini ujian yang sangat berat sehingga Allah sendiri mengatakan:

إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ ١٠٦ 

Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (Ash-Shaffat 106). 

Dan di sini kita melihat bagaimana kualitas iman Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang benar-benar sudah tahan uji, sehingga dengan segala ketabahan dan kesabarannya perintah yang sangat berat itupun dijalankan.

Yang kedua, ujian yang berbentuk larangan untuk ditinggalkan

seperti yang terjadi pada Nabi Yusuf ‘alaihissalam yang diuji dengan seorang perempuan cantik, istri seorang bangsawan di Mesir yang mengajaknya berzina, Namun Nabi Yusuf ‘alaihissalam membuktikan kualitas imannya, ia mampu melepaskan diri dari godaan perempuan itu, padahal seandainya dia mau pada saat itu kesempatan itu sangatlah terbuka lebar. Inilah bukti beratnya ujian keimanan berupa hawa nafsu yang dibisikkan oleh syaitan mampu diatasi oleh Yusuf ‘alaihissalam.

Yang ketiga, ujian yang berbentuk musibah seperti terkena penyakit, ditinggalkan orang yang dicintai dan sebagainya.

Sebagai contoh, Nabi Ayyub ‘alaihissalam. Ia diuji oleh Allah dengan penyakit kulit yang sangat buruk sehingga tidak ada dalam badannya yang selamat dari penyakit itu selain hatinya, seluruh hartanya habis, seluruh kerabatnya meninggalkannya, tinggal ia dan isterinya yang setia menemaninya dan mencarikan nafkah untuknya. Musibah ini berjalan selama delapan belas tahun, ia jalani dengan sabar dan tawakkal. Sampai pada saatnya Ia mengadu kepada Allah atas beratnya ujian yang ia alami.

Kemudian Allah memerintahkan Nabi Ayyub untuk menghantamkan kakinya ke tanah, lalu keluarlah mata air dan Allah menyuruhnya untuk meminum air itu, maka hilanglah semua penyakit yang ada di tubuhnya. Begitulah ujian Allah kepada NabiNya, masa delapan belas tahun dalam kemiskinan dan ditinggalkan oleh sanak saudara merupakan perjalanan hidup yang sangat berat, namun di sini Nabi Ayub Alaihissalam membuktikan ketangguhan imannya, tidak sedikitpun ia menyalahkan Allah dan tidak terbetik pada dirinya untuk menanggalkan imannya.

Sidang Jumat rahimakumullah,

Yang keempat, ujian lewat tangan orang-orang kafir dan orang-orang yang tidak menyenangi Islam.

Apa yang dialami oleh Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa salam dan para sahabatnya terutama ketika masih berada di Mekkah kiranya cukup menjadi pelajaran bagi kita, betapa keimanan itu diuji dengan berbagai cobaan berat yang menuntut pengorbanan harta benda bahkan nyawa. Di antaranya apa yang dialami oleh Rasulullah di akhir tahun ketujuh kenabian.

Ketika itu orang-orang Quraisy bersepakat untuk memutuskan hubungan apapun dengan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam beserta Bani Abdul Muththolib dan Bani Hasyim yang melindunginya, kecuali jika kedua suku itu bersedia menyerahkan Rasulullah untuk dibunuh. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam bersama orang-orang yang membelanya terkurung selama tiga tahun, mereka mengalami kelaparan dan penderitaan yang hebat. (DR. Akram Dhiya Al-‘Umari, As-Sirah An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, Juz 1 hal. 182).

Juga apa yang dialami oleh para shahabat tidak kalah beratnya, seperti apa yang dialami oleh Yasir dan istrinya Sumayyah dua orang pertama yang syahid di jalan Allah ketika mempertahankan keislamannya. Juga Bilal Bin Rabah yang dipaksa memakai baju besi kemudian dijemur di padang pasir di bawah sengatan matahari, kemudian diarak oleh anak-anak kecil mengelilingi kota Mekkah dan Bilal hanya mengucapkan “Ahad, Ahad” (DR. Akram Dhiya Al-Umari, As-Siroh An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, Juz 1 hal. 154-155).

Dan masih banyak kisah-kisah lain yang menunjukkan betapa berat pengorbanan dan penderitaan mereka dalam perjuangan mempertahankan iman mereka. Namun penderitaan itu tidak sedikit pun melemahkan iman mereka.

Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah!

Sebagai seorang mukmin yang telah menyatakan iman kita kepada Allah, kita harus bersiap diri untuk menerima ujian dari Nya, dan kitapun harus yaqin bahwa ujian dari Allah itu adalah tanda kecintaan Allah kepada kita, dan Allah tidak akan menguji hambanya diluar kemampuannya.

Semoga kita semua senantiasa tabah dan sabar dalam menghadapi ujian yang akan dan mungkin sedang Allah ujikan kepada kita. Amin yaa robbal ‘aalmiin.



فَإِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرًا . إِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرٗا . فَإِذَا فَرَغۡتَ فَٱنصَبۡ . وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَٱرۡغَب 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 





KHUTBAH KEDUA 

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ لله وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ, اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ, وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. 

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ, وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن 

اَمَّا بعْدُ. 

فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا الله تَعَالىَ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ 

يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ أيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا 

اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ في ِالْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. 

اَللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ سَيِّدِنَا أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ 

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ 

اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. 

عِبَادَ الله إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمِ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ. 

Selesai 

Sabtu, 12 Desember 2020

Teks Khutbah Jumat Singkat : Melaksanakan Amar Ma'ruf Nahi Munkar


LINK VIDEO 

https://youtu.be/A_skkk9zW4g


KHUTBAH PERTAMA


إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ،

أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ 

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

فَيَا عِبَادَ اللَّهِ ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

فوَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ


Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Karena hanya dengan iman dan takwa yang sesungguhnya kita dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Dalam kesempatan yang berbahagia ini khatib ingin mengajak kita semua untuk memperhatikan salah satu perintah Allah di dalam Al Quranul Karim tentang amar ma’ruf nahi munkar.

Di dalam Al Qur'an surat Ali Imran ayat 110 Allah swt berfirman: 

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ  ١١٠

Artinya :  Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.


Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Berbuat baik untuk diri sendiri dan orang lain adalah salah satu perbuatan yang terpuji apalagi jika dibarengi dengan ma’ruf nahi munkar, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Al ma’ruf adalah setiap perbuatan baik menurut akal pikiran dan menurut pandangan agama. Demikian juga Al munkar, ia adalah setiap perbuatan yang buruk, buruk menurut akal maupun menurut agama. Amar ma’ruf nahi munkar adalah perintah Allah dan salah satu cara menyelamatkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 

Jika kita perhatikan dan kita amati, apa yang terjadi saat ini di tengah-tengah masyarakat kita kaum muslimin, kita semua prihatin akan keadaan umat ini.  Berbagai macam bentuk kemaksiatan, kezaliman, kejahatan, begitu mudah kita temui di sekitar kita. Pembunuhan, perampokan, pelecehan seksual, korupsi, semua dipertontonkan didepan mata kita. Kerusakan terjadi dimana-mana. Lama-kelamaan kemungkaran menjadi hal yang biasa sedangkan ketaatan menjadi barang yang langka. Semua itu terjadi karena manusia perlahan-lahan meninggalkan agama yang hanif ini, menuruti hawa nafsu, terpedaya dan tertipu oleh bujuk rayu setan serta gemerlapnya kehidupan dunia.

Karenanya, merupakan tugas dan kewajiban setiap muslim untuk selalu menjaga kemurnian agama, dengan senantiasa menegakkan kebenaran dan mencegah setiap bentuk kemungkaran.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, 

Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban kita semua sebagai seorang muslim agar tidak terjadi kerusakan tatanan kehidupan di sekitar kita. Maka dari itu ketika kita melihat suatu kemungkaran terjadi maka kita harus merasa ikut bertanggungjawab untuk mencegahnya agar tidak terjadi kerusakan yang lebih besar lagi. Dalam sebuah hadits rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

"Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemahnya iman." (H.R. Muslim)

Dari sini kita bisa mengetahui bagaimana cara kita dalam melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Kita bisa melakukan perintah tersebut sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang kita miliki. Kita bisa mencegahnya dengan tangan kita, dengan lisan kita, atau minimal dengan hati kita, walaupun itu adalah selemah-lemahnya iman.  

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, 

Demikian khutbah jum’at kali ini semoga Allah senantiasa memberikan kesabaran dan kekuatan kepada kita untuk tetap menjalankan amar ma’ruf nahi munkar. Saling menasehati dalam kebaikan dan saling mengingatkan bila di antara kita ada yang melakukan keburukan. Dengan demikian semoga Allah  swt akan menggolongkan kita ke dalam orang-orang yang mendapat keberuntungan di dunia terlebih di akhirat. Wallahu a’lam bishshawab

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

وَٱلۡعَصۡرِ

إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم


KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ لله وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ، اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَمَّا بعْدُ.

فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا الله تَعَالىَ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ أيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ في ِالْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ سَيِّدِنَا أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ، اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ الله إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمِ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ.



Jumat, 04 Desember 2020

Teks Khutbah Jumat : Ujian Keimanan di Akhir Zaman

 


Untuk melihat videonya di channel Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=xSO4xaGUb4Q

video khutbah lainnya

https://www.youtube.com/channel/UCrqsOjciNQLsp7k_6Df27Vw

KHUTBAH PERTAMA 

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا 

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّين

فَيَا عِبَادَ اللَّهِ ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ،

وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:

يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

وَقَالَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا


Saudaraku yang dirahmati Allah,

Puji syukur atas nikmat Allahyang tiada terhingga. Sholawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi kita yang mulia, Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam.  Dan sebagai wujud rasa syukur itu, mari kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya. 

Saudaraku yang dirahmati Allah,

Setiap manusia di atas permukaan bumi ini tentu akan menghadapi ujian dan cobaan dalam hidupnya. Itu semua telah menjadi suatu ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, hingga hari kiamat, bahwa kehidupan manusia sangat mustahil tanpa, ujian, cobaan, musibah atau fitnah. Ini semua sebagai bentuk ujian dari Allah untuk melihat siapa diantara hambanya yang beriman dan siapa yang ingkar. Bahkan penciptaan langit dan bumi, kehidupan dan kematian, serta apa yang menghiasi keduanya, semuanya dalam rangka melakukan pengujian dan penyaringan terhadap seluruh hamba.

Hal ini untuk menentukan, siapa di antara mereka yang taat kepada Allah dan benar-benar beriman dan siapa yang pura-pura beriman dan lebih memilih kesenangan dunia yang semu.

Saudaraku yang dirahmati Allah,

Di dalam Al Quran Surat Al-Ankabut ayat 2 dan 3 Allah ta’ala berfirman

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ 

 Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ  

Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Saudaraku yang dirahmati Allah,

"Tidak ada orang beriman yang tidak diuji dengan fitnah dan cobaan. Keimanan bukanlah sekadar kata-kata yang siapapun mudah mengucapkan dengan lisannya. Tetapi keimanan itu butuh sebuah pembuktian dan seringkali untuk membuktikan itu, manusia diberikan ujian dengan berbagai macam fitnah dunia. 

Saudaraku yang dirahmati Allah,

Kata Fitnah dalam islam memiliki banyak arti, ia bisa berarti cobaan, bisa berarti kesyirikan, kekufuran, kemaksiatan, kemunafikan, samarnya kebenaran dan kebatilan sehingga menyebabkan kerusakan yang besar. 

Saudaraku yang dirahmati Allah,

Lebih jauh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam  bersabda, 

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

"Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu, pendusta dibenarkan, sedangkan orang yang jujur malah dianggap berdusta. Pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dipandang sebagai pengkhianat. Pada saat itu ruwaibidhah berbicara."

Seorang sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang dimaksud dengan ruwaibidhah?”

Nabi SAW menjawab, “Orang bodoh yang ikut campur dalam urusan masyarakat luas" (HR Ibnu Majah)

Saudaraku yang dirahmati Allah,

Hadis tersebut adalah salah satu nasihat Rasulullah SAW mengenai akhir zaman. Beliau shalallahu 'alaihi wasallam memperkenalkan suatu istilah, yakni ruwaibidhah.

Itu merujuk pada orang-orang yang berbicara atas nama orang banyak, tetapi bukan untuk orang banyak itu.

Nabi shalallahu 'alaihi wasallam  menegaskan satu ciri ruwaibidhah, yakni sifat bodoh. Alquran pun telah memperingatkan kaum Mukminin agar tidak mengikuti orang bodoh, yaitu mereka yang berbicara tanpa landasan ilmu yang memadai.

Hadis itu juga mengisyaratkan ciri lainnya dari ruwaibidhah, yaitu khianat. Orang yang diberi mandat untuk mengurusi orang banyak, tetapi justru tidak amanah dengan tugas yang diberikan kepadanya. 

Beliau juga menasihati, “Apabila amanah telah disia-siakan, maka tunggulah datangnya hari kiamat.”

Seorang sahabat bertanya, “Bagaimana amanah itu disia-siakan?”

"Apabila suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya,” jawab Nabi SAW (HR Bukhari).

Dari situ kita bisa mengambil kesimpulan bahwa di akhir zaman ini akan terjadi finah yang luar biasa besar dimana orang yang salah dianggap benar, orang yang benar malah dianggap salah, penghianat dipercaya, orang yang jujur dituduh sebagai penghianat. Terjadi permusuhan yang luar biasa antara kebenaran dan kebatilan. Apalagi ketika urusan-urusan yang mencakup kepentingan orang banyak di dunia ini telah dipegang dan dikendalikan oleh para ruwaibidhah.

Saudaraku yang dirahmati Allah,

Demikianlah diantara ujian hamba di akhir zaman. Ia akan diuji dengan berbagai fitnah dunia termasuk diantaranya munculnya para ruwaibidhah. Lantas bagaimana kita menyikapinya. 

Sebagai seorang yang beriman tentu kita yakin akan datangnya pertolongan Allah. Allah tidak akan menguji kita sebagai hambanya diluar kemampuan kita. Ketika berbagai fitnah di akhir zaman ini muncul sebagai salah satu ketetapan Allah, maka hadapilah dengan memperbanyak ilmu dan amal sholih. Tetap berpegang teguh pada Al Quran dan sunnah Nabi, ikuti dakwah para ulama dan tetap menjaga ukhuwwah islamiyah, seraya terus mendekatkan diri kita kepada Allah dan memohon perlindungannya, semoga dengan  itu Allah ta’ala akan menyelamatkan kita di dunia terlebih di akhirat. Aamiin Yaa Robbal ’aalamiin.

Wallahu a’lam bisshawab

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 


KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَآإِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ رَسُوْلَ وَلاَ نَبِيَ بَعْدَهُ ،
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللَّهِ اِبْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَلَىهُ.
 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
 وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ فِي الْاَوَّلِيْنَ وَاْلَاخِرِيْنَ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُولِ اللَّهِ اَجْمَعِيْنَ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لَكَ الْحَمْدُ يَامَعْبُودُ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
اَللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلَآءَ وَالْبَلَآءَ وَالْوَبَآءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَآئِدَ وَالْمِحَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَمِنْ بلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً اِنَّكَ عَلَى كُلِّى شَيْئٍ قَدِيْرٌ
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَاللَّهِ ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ  فَاذْكُرُوا اللَّهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ

Selesai
Semoga Bermanfaat


Sejarah Palestina

Telah 26 hari berlalu semenjak konflik antara   Palestina dan Israel   memasuki babak baru yang lebih parah. Banyak warga sipil yang menjadi...