Kamis, 20 Mei 2021

 




BIOGRAFI DAN STRATEGI DAKWAH

SUNAN DRAJAT

 

Nama kecil Sunan Drajat adalah Raden Qasim, kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin. Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470 Masehi. Dia adalah putra dari Sunan Ampel yang terkenal karena kecerdasannya, dan ia merupakan adik dari Sunan Bonang.

Raden Qasim memperoleh ilmu keislaman langsung dari ayahnya, Sunan Ampel, yang memimpin pondok pesantren Ampeldenta, Surabaya. Setelah beranjak remaja, Raden Qasim merantau ke Cirebon untuk berguru kepada Sunan Gunung Jati.

Ia menyebarkan agama Islam di Desa Drajat di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Di sana ia mendirikan pesantren Dalem Duwur. Tempat ini diberikan oleh Kerajaan Demak.

Sebagai penghargaan atas keberha­silannya menyebarkan agama Islam dan usahanya menanggulangi kemiskinan dengan menciptakan kehidupan yang makmur bagi warganya, ia memperoleh gelar Sunan Mayang Madu dari Raden Patah, Sultan Demak pada tahun 1520

Pada 1522 M, Raden Qasim atau Sunan Drajat tutup usia. Makamnya terletak di Desa Drajat, Paciran, Lamongan, Jawa Timur.

Salah satu ajaran Sunan Drajat yang terkenal adalah Pepali Pitu atau 7 Dasar Ajaran yang dijadikan oleh masyarakat sebagai pijakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pepali pitu :

1.      Memangun resep tyasing sasama (Membuat senang hati orang lain).

2.      roning suka kudu eling lan waspada (Dalam suasana gembira, hendaknya tetap ingat Tuhan dan selalu waspada).

3.      Laksitaning subrata tan nyipa marang pringga bayaning lampah (Dalam mencapai cita-cita luhur, jangan menghiraukan halangan dan rintangan).

4.      Meper hardaning pancadriya (Senantiasa berjuang untuk menekan hawa nafsu duniawi).

5.      Heneng-Hening-Henung (Dalam diam akan dicapai keheningan, dalam hening  akan dicapai jalan kebebasan mulia).

6.      Mulya guna panca waktu (Pencapaian kemuliaan lahir batin  dicapai dengan menjalani salat lima waktu).

7.      Menehono teken marang wong kang wuto. Menehono mangan marang wong kang luwe. Menehono busana marang wong kang wuda. Menehono pangiyup marang wong kang kaudanan (Berikan tongkat kepada orang buta. Berikan makan kepada orang lapar. Berikan pakaian kepada orang tak berpakaian. Berikan tempat berteduh kepada orang kehujanan).

 

Sumber :

·         Sejarah Kebudayaan Islam Untuk Madrasah Aliyah Kelas XII /Kementerian Agama,- Jakarta : Kementerian Agama 2019.

·         tirto.id

·         wikipedia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejarah Palestina

Telah 26 hari berlalu semenjak konflik antara   Palestina dan Israel   memasuki babak baru yang lebih parah. Banyak warga sipil yang menjadi...