Kamis, 20 Mei 2021

 



 

BIOGRAFI DAN STRATEGI DAKWAH

SUNAN KUDUS

Sunan Kudus sejatinya bukanlah asli penduduk Kudus, dia berasal dan lahir di Al-Quds, Palestina. Kemudian bersama kakek, ayah dan kerabatnya berhijrah ke Tanah Jawa.

Sunan Kudus memiliki nama asli Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan. Dia adalah putra dari pasangan Sunan Ngudung (Sayyid Utsman Haji) dengan Syarifah Dewi Rahil binti Sunan Bonang. Lahir pada 9 September 1400M/ 808 Hijriah.

Ayahnya yaitu Sunan Ngudung adalah putra Sultan di Palestina yang bernama Sayyid Fadhal Ali Murtazha (Raja Pandita/Raden Santri) yang berhijrah ke Jawa dan sampailah di Kekhalifahan Islam Demak dan diangkat menjadi Senopati (Panglima Perang)

Nama Ja'far Shadiq diambil dari nama datuknya yang bernama Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib suami dari Fatimah az-Zahra binti Muhammad Saw. Demikianlah Nasabnya sampai ke Rasulullah SAW.

Selain ahli agama, beliau juga ahli strategi perang dan tata negara. Beliau dipercaya menggantikan ayahnya sebagai panglima perang Kesultanan Demak dan menjadi imam besar Masjid Agung Demak, serta menjadi qadhi atau hakim di Kerajaan tersebut.

Sunan Kudus juga dikenal dengan julukan wali al-ilmi, karena sangat menguasai ilmu-ilmu agama, terutama tafsir, fikih, usul fikih, tauhid, hadits, serta logika.

Setelah beberapa tahun mengabdi dan berdakwah di wilayah Kudus, Ja'far Shadiq atau Sunan Kudus pun tutup usia.

Beliau meninggal di Kudus pada tahun 1550. Makamnya terletak di dalam kompleks Masjid Menara Kudus.

STRATEGI DAKWAH SUNAN KUDUS

Berkat penerimaan dakwah yang disampaikan Ja'far Shadiq, wilayah Tajug kemudian berganti nama dengan Kudus, yang diambil dari kata Al-Quds, sebuah kota suci di Palestina. Karena itulah, Ja'far Shadiq dikenal dengan julukan Sunan Kudus.

Sunan Kudus mengembangkan dakwahnya melalui akulturasi budaya dengan perlahan agar bisa diterima masyarakat setempat. Akulturasi terlihat melalui arsitektur masjid Menara Kudus yang dibangunnya.

Selain seorang ulama beliau juga sosok pujangga yang piawai menciptakan berbagai tembang dan cerita keagamaan. Karyanya yang paling terkenal adalah Gending Maskumambang dan Mijil.

 

Sumber :

·         Sejarah Kebudayaan Islam Untuk Madrasah Aliyah Kelas XII /Kementerian Agama,- Jakarta : Kementerian Agama 2019.

·         tirto.id

·         wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejarah Palestina

Telah 26 hari berlalu semenjak konflik antara   Palestina dan Israel   memasuki babak baru yang lebih parah. Banyak warga sipil yang menjadi...