BIOGRAFI
DAN STRATEGI DAKWAH
SUNAN
MURIA
Ulama pendakwah Islam termuda di antara Wali
Songo adalah Sunan Muria. Ia merupakan putra Sunan Kalijaga. Sunan Muria
melanjutkan strategi dakwah ayahnya dengan menyebarkan ajaran Islam di Jawa
melalui media seni dan budaya.
Sunan Muria merupakan anak sulung Sunan
Kalijaga dari pernikahannya dengan Dewi Sarah, putri Maulana Ishak. Nama
kecilnya adalah Raden Umar Said atau ada juga yang menyebutnya Raden Prawoto.
Kendati termasuk sosok berpengaruh di
Kesultanan Demak, namun Raden Umar Said lebih suka tinggal di daerah terpencil
dan jauh dari pusat perkotaan dalam menjalankan dakwahnya.
Julukan Sunan Muria disematkan karena ia
menetap di Gunung Muria. Gunung Muria terletak di pantai utara Jawa Tengah,
sebelah timur laut Kota Semarang. Gunung ini termasuk ke dalam wilayah
Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, dan wilayah Kabupaten Pati.
Beliau meninggal dunia pada 1551 M, makamnya
terletak di lereng Gunung Muria, Kecamatan Colo, 18 km utara Kota Kudus. Di
sekitar makam Sunan Muria, terdapat 17 makam prajurit dan abdi dalem Kesultanan
Demak yang menjadi pengawal khusus sang ulama.
Salah satu tradisi yang diubah Sunan Muria
adalah tradisi bancakan. Fungsi tumpeng diubah menjadi kenduri untuk mengirim
doa kepada leluhur dengan doa-doa Islam di rumah sohibul hajat.
Sunan Muria mengembangkan penulisan tembang
cilik (sekar alit) jenis Sinom dan Kinanthi. Tembang tersebut
masih populer hingga sekarang di kalangan masyarakat Jawa.
Sumber :
·
Sejarah Kebudayaan Islam Untuk
Madrasah Aliyah Kelas XII /Kementerian Agama,- Jakarta : Kementerian Agama
2019.
·
tirto.id
·
wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar