BIOGRAFI
DAN STRATEGI DAKWAH
SUNAN
BONANG
Raden Maulana Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang)
adalah putra Sunan Ampel dari istri yang bernama Dewi Candrawati. Sunan Bonang
dikenal sebagai ahli ilmu kalam dan ilmu tauhid.
Beliau banyak belajar di Pasai. Kemudian
sekembalinya dari Pasai beliau mendirikan pesantren di daerah Tuban. Santri
yang belajar berasal dari penjuru daerah di tanah air.
Sunan bonang meninggal pada tahun 1525 dan
dimakamkan di Tuban, daerah pesisir utara jawa yang menjadi basis perjuangan
dakwahnya.
STRATEGI DAKWAH SUNAN BONANG
Dalam dakwahnya beliau mempunyai keunikan
dengan cara mengubah nama-nama dewa dengan nama-nama malaikat sebagaimana yang
dikenal dalam Islam. Hal ini dimaksudkan
sebagai upaya persuasif terhadap masyarakat yang kala itu masih menyembah
dewa-dewa.
Para wali berusaha untuk mewarnai dan
mengubah ajaran masyarakat pada saat itu dengan menciptakan tembang atau syair
yang berisi ajaran tauhid dan peribadatan. Dalam syair diselingi dengan
syahadatain (kalimat syahadat), sehingga sekarang dikenal istilah sekaten,
berasal dari kata syahadatain.
Salah satu tembang ciptaan Sunan Bonang
adalah tembang durma, tembang macapat yang menggambarkan suasana tegang,
bengis, dan penuh amarah dalam kehidupan dunia yang fana.
Karya yang berupa catatan-catatan pengajaran
Sunan Bonang dikenal dengan Suluk Sunan Bonang yang berbentuk prosa dalam gaya
Jawa, namun penggunaan kalimat-kalimatnya banyak sekali dipengaruhi bahasa
Arab.
Diantara karya lainnya, adalah Sekar
Damarwulan, Primbon Bonang I dan II, dan Serat Wragul.
Sumber :
·
Sejarah Kebudayaan Islam Untuk
Madrasah Aliyah Kelas XII /Kementerian Agama,- Jakarta : Kementerian Agama
2019.
·
tirto.id
·
wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar