BIOGRAFI
DAN STRATEGI DAKWAH
SUNAN
GRESIK
Sunan
Gresik atau Syekh Maulana Malik Ibrahim berasal dari Turki, dia adalah seorang
ahli tata negara yang ulung. Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke pulau Jawa
pada tahun 1404 M.
Jauh
sebelum beliau datang, Islam sudah ada walaupun sedikit, ini dibuktikan dengan
adanya makam Fatimah binti Maimun yang nisannya bertuliskan tahun 1082.
Di
kalangan rakyat jelata Sunan Gresik atau sering dipanggil Kakek Bantal sangat
terkenal terutama di kalangan kasta rendah yang selalu ditindas oleh kasta yang
lebih tinggi.
Sunan
Gresik menjelaskan bahwa dalam Islam kedudukan semua orang adalah sama
sederajat, hanya orang yang beriman dan bertaqwalah yang tinggi kedudukannya di
sisi Allah.
Dia
mendirikan pesantren yang merupakan perguruan islam, tempat mendidik dan
menggembleng para santri sebagai calon mubaligh.
Sementara
itu, sumber lokal menuturkan bahwa daerah yang dituju beliau yang pertama kali
saat mendarat di Jawa ialah desa Sembalo, di dekat Desa Leran Kecamatan Manyar
Kabupaten Gresik, 9 km di arah utara kota Gresik, tidak jauh dari kompleks
makam Fatimah binti Maimun.
Ia
lalu mulai menyiarkan agama Islam dengan mendirikan masjid pertama di desa
Pasucinan, Manyar. Aktivitas yang mula-mula dilakukan Maulana Malik Ibrahim
ialah berdagang di tempat terbuka dekat pelabuhan yang disebut Desa Rumo, yang
menurut cerita setempat berkaitan dengan kata Rum (Persia), yaitu tempat
kediaman orang Rum.
Setelah
merasa dakwahnya berhasil di Sembalo, Maulana Malik Ibrahim kemudian pindah ke
kota Gresik, tinggal di Desa Sawo. Setelah itu, ia datang ke Kutaraja
Majapahit, menghadap raja dan mendakwahkan Agama Islam kepada raja.
Namun,
Raja Majapahit belum mau masuk Islam tetapi menerimanya dan kemudian
menganugerahinya sebidang tanah di pinggiran kota Gresik, yang belakangan
dikenal dengan nama Desa Gapura.
Di
Desa Gapura itulah Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren untuk mendidik
kader-kader pemimpin umat dan penyebar Islam yang diharapkan dapat melanjutkan
misinya, menyampaikan kebenaran Islam kepada masyarakat di wilayah Majapahit
yang sedang mengalami kemerosotan akibat perang saudara.
Di
Gresik, beliau juga memberikan pengarahan agar tingkat kehidupan rakyat Gresik
semakin meningkat. Beliau memiliki gagasan mengalirkan air dari gunung untuk
mengairi sawah dan ladang.
Maulana
Malik Ibrahim adalah seorang wali yang dianggap sebagai ayah dari walisongo.
Beliau wafat di Gresik pada tahun 882 H atau 1419 M.
Sumber :
·
Sejarah Kebudayaan Islam Untuk
Madrasah Aliyah Kelas XII /Kementerian Agama,- Jakarta : Kementerian Agama
2019.
·
tirto.id
·
wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar