BIOGRAFI
DAN STRATEGI DAKWAH
SUNAN
GIRI
Sunan Giri memiliki nama asli Raden ‘Ainul
Yaqin (Raden Paku) adalah putra dari Syekh Maulana Ishaq (murid Sunan Ampel).
Sunan Giri merupakan saudara ipar dari Raden Fatah, dikarenakan istri mereka
bersaudara.
Raden ‘Ainul Yaqin menimba ilmu di Pesantren Ampel
Denta (Surabaya) milik Sunan Ampel. Di sini ia bertemu dan berteman baik dengan
putra Sunan Ampel yang bernama Maulana Makdum Ibrahim.
Ketika hendak melaksanakan ibadah haji
bersama Sunan Bonang, keduanya menyempatkan singgah di Pasai untuk memperdalam
ilmu keimanan dan tasawuf.
Sunan Giri meninggal sekitar awal abad ke-16,
makam beliau ada di Bukit Giri, Gresik.STRATEGI DAKWAH SUNAN KUDUS
Berkat penerimaan dakwah yang disampaikan
Ja'far Shadiq, wilayah Tajug kemudian berganti nama dengan Kudus, yang diambil
dari kata Al-Quds, sebuah kota suci di Palestina. Karena itulah, Ja'far Shadiq
dikenal dengan julukan Sunan Kudus.
Sunan Kudus mengembangkan dakwahnya melalui
akulturasi budaya dengan perlahan agar bisa diterima masyarakat setempat.
Akulturasi terlihat melalui arsitektur masjid Menara Kudus yang dibangunnya.
Selain seorang ulama beliau juga sosok
pujangga yang piawai menciptakan berbagai tembang dan cerita keagamaan.
Karyanya yang paling terkenal adalah Gending Maskumambang dan Mijil.
STRATEGI DAKWAH SUNAN GIRI
Dari pesantren milik Sunan Giri ini lahir
da'i-da'I yang kemudian mereka menyiarkan agama Islam ke luar Pulau Jawa,
seperti Madura, Ternate, Bawean, Kangean, dan Tidore.
Sunan Giri terkenal sebagai seorang pendidik
yang mampu menerapkan metode permainan yang bersifat agamis.
Karya- karyanya berupa permainan atau tembang
anak-anak di antaranya Gula Ganti, Jamuran, Jelungan, Jor, dan Cublak-cublak
Suweng.
Sumber :
·
Sejarah Kebudayaan Islam Untuk
Madrasah Aliyah Kelas XII /Kementerian Agama,- Jakarta : Kementerian Agama
2019.
·
tirto.id
·
wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar